Minggu, 02 Februari 2014

perilaku hidup bersih dan sehat




A.   PENDAPAT / TEORI
Ada beberapa pendapat dan teori yang menjelaskan definisi atau pengertian dari Perilaku Hidup Bersh dan Sehat, sebagai berikut :
a.    Perilaku Sehat
Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.
Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya.
b.    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran semua anggota keluarga dan masyarakat, sehingga keluarga dan masyarakat itu dapat menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.
c.    Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
PHBS berada di lima tatanan yakni:
1. tatanan rumah tangga,
2. tatanan sekolah,
3. tatanan tempat kerja,
4. tatanan tempat umum,
5. tatanan fasilitas kesehatan
B.   TUJUAN PHBS
Tujuan Umum
·         Meningkatkan Rumah Tangga Ber-PHBS di desa kabupaten/ kota di seluruh Indonesia
  • Meningkatnya pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku serta kemandirian perorangan, keluarga dan masyarakat dalam mengatasi maslah kesehatan agar dapat hidup bersih dan sehat.
  • Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Tujuan Khusus
  • Meningkatnya pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga untuk melaksanakan PHBS
  • Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat
  • Meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku siswa dan guru di tatanan institusi pendidikan khususnya terhadap program kesehatan lingkungan gaya hidup.


.
C.   MANFAAT PHBS
Manfaat PHBS Bagi Masyarakat
  • Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
  • Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan.
  • Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
  • Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) (Depkes, 2007 : 23).

D.   INDIKATOR PHBS
Rumah Tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 10 indikator PHBS di rumah tangga. Namun, jika dalam rumah tangga tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan tidak ada balita, maka pengertian Rumah Tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi hanya 7 indikator.
Indikator PHBS di rumah tangga adalah :
  1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (dokter kandungan dan kebidanan, dokter umum dan bidan).
  2. Memberi bayi ASI eksklusif adalah bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan.
  3. Menimbang balita setiap bulan adalah balita (umur 12-60 bulan) ditimbang setiap bulan dan tercatat di KMS atau buku KIA.
  4. Menggunakan air bersih adalah rumah tangga yang menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari : air kemasan, air ledeng, air pompa, sumur terlindung, mata air terlindung dan penampungan air hujan serta memenuhi syarat air bersih yaitu tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna. Sumber air pompa, sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari sumber pencemar seperti tempat penampuangan kotoran atau limbah.
  5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun adalah penduduk 5 tahun keatas mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah mencebok anak, dan sebelum menyiapkan makanan menggunakan air bersih mengalir dan sabun.
  6. Menggunakan jamban sehat adalah anggota rumah tangga yang menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir dan terpelihara kebersihannya. Untuk daerah yang sulit air dapat menggunakan jamban cemplung, jamban plengsengan.
  7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu adalah rumah tangga melakukan pemberantasan jentik nyamuk di dalam atau di luar rumah tangga seminggu sekali dengan 3M plus/ abatisasi/ ikanisasi atau cara lain yang dianjurkan.
  8. Makan sayur dan buah setiap hari adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun keatas yang mengkonsumsi minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebaliknya setiap hari.
  9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari adalah penduduk/ anggota keluarga umur 10 tahun keatas melakukan aktifitas fisil minimal 30 menit setiap hari.
  10. Tidak merokok di dalam rumah adalah penduduk/ anggota rumah tangga umur 10 tahun keatas tidak merokok di dalam rumah ketika berada bersama anggota keluarga lainnya. Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokor yang dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya yang paling berbahaya adalah nikotin, tar, dan Carbon Monoksida (CO).
Indikator PHBS di sekolah antara lain:
1. mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun,
2. mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah,
3. menggunakan jamban yang bersih dan sehat,
4. olah raga yang teratur dan terukur,
5. memberantas jentik nyamuk,
6. tidak merokok,
7. menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,
8. membuang sampah pada tempatnya.


Indikator PHBS di tempat kerja antara lain :
1. kawasan tanpa asap rokok,
2. bebas jentik,
3. jamban sehat,
4. kesehatan dan keselamatan kerja,
5. olah raga teratur.

Indikator PHBS di tempat umum antara lain :
1. menggunakan jamban sehat,
2. memberantas jentik nyamuk,
3. menggunakan air bersih.

Indikator PHBS di fasilitas kesehatan antara lain :
1. menggunakan air bersih,
2. menggunakan jamban yang bersih & sehat,
3. membuang sampah pada tempatnya,
4. tidak merokok,
5. tidak meludah sembarangan,
6. memberantas jentik nyamuk.





Indikator PHBS Tatanan Institusi Pendidikan antara lain :
  1. Kebersihan Perorangan : badan dan pakaian bebas dari kotoran, tidak ada kotoran hitam disekitar kuku dan kuku tersebut pendek.
  2. Penggunaan air bersih : air bersih untuk diminum (sudah dimasak) dan cuci tangan untuk siswa dan guru
  3. Penggunaan jamban : jamban yang digunakan oleh seluruh siswa dan guru disekolah dalam keadaan bersih dan tidak berbau.
  4. Bak penampungan air bebas jentik : bak penampungan air bersih atau bebas lumpur, jentik dan lumur serta dikuras minimal 1 minggu sekali.
  5. Kebersihan lingkungan sekolah : ruang guru, kelas dan halaman sekolah dalam keadaan bersih dan bebas sampah. Sampah ditampung dan dibuang ditempat pembuangan.
  6. Kegiatan kader UKS : sekolah selalu dalam keadaan bersih dan sehat dengan kegiatan kader UKS yang terampil dan dapat mendukung terciptanya lingkungan sekolah sehat.
  7. Gaya hidup tidak merokok : tidak ada siswa dan guru yang merokok di lingkungan sekolah.
  8. Peserta jaminan pelayanan kesehatan masyarakat atau asuransi kesehatan lainnya. : biaya yang dbayarkan pad ajangka waktu yang telah ditentukan, sesuai kesepakatan antara pengelola dengan guru dan wali murid.


E.   PELAKSANAAN PROGRAM PHBS
Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat, dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangakan oleh semua pihak secara keseluruhan (totalitas).
Rumah Tangga ber-PHBS berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat.
Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan tanggung jawab setiap anggota rumah tangga, yang juga menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/ kota beserta jajaran sektor terkait untuk memfasilitasi kegiatan PHBS di rumah tangga agar dapat dijalankan secara efektif.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan, baik pada masyarakat maupun pada keluarga. Artinya harus ada komunikasi antara kader dengan keluarga/ masyarakat untuk memberikan informasi dan melakukan pendidikan kesehatan.
Adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM.
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditiap tatanan; diperlukan pengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap pengkajian, perencanaan, penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan penilaian.
1.    Tahap Pengkajian
Dalam program promosi kesehatan dikenal adanya model pengkajian dan penindaklanjutan (precede proceed model) yang diadaptasi dari konsep L W Green:
Model ini mengkaji masalah perilaku manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta cara menindaklanjutinya dengan berusaha mengubah, memelihara atau meningkatkan perilaku tersebut kearah yang lebih positif.
Kualitas hidup adalah sasaran utama yang ingin dicapai di bidang Pembangunan sehingga kualitas hidup ini sejalan dengan tingkat kesejahteraan.
Derajat kesehatan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam bidang kesehatan, dengan adanya derajat kesehatan akan tergambarkan masalah kesehatan yang sedang dihadapi.
Faktor lingkungan adalah faktor fisik, biologis dan social budaya yang langsung/tidak mempengaruhi derajat kesehatan.
Faktor perilaku dan gaya hidup adalah suatu faktor yang timbul karena adanya aksi dan reaksi seseorang atau organisme terhadap lingkungannya.
Dengan demikian suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Ada 3 faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku tertentu yaitu faktor pemungkin, faktor pemudah dan faktor penguat.
Faktor pemungkin adalah faktor pemicu terhadap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana.
Faktor pemudah adalah faktor pemicu atau anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku.
Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak.
Ketiga faktor penyebab tersebut di atas dipengaruhi oleh faktor penyuluhan dan faktor kebijakan. peraturan serta organisasi. Semua faktor faktor tersebut merupakan ruang lingkup promosi kesehatan.
Faktor lingkungan adalah segala faktor baik fisik, biologis maupun sosial budaya yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi derajat kesehatan. Promosi kesehatan adalah proses memandirikan masyarakat agar dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Ottawa Charter 1986). Promosi kesehatan lebih menekankan pada lingkungan untuk terjadinya perubahan perilaku. Contohnya masyarakat dihimbau untuk membuang sampah di tempatnya, selanjutnya diterbitkan peraturan dilarang membuang sampah sembarangan. Himbauan dan peraturan tidak akan berjalan, apabila tidak diikuti dengan penyediaan fasilitas tempat sampah yang memadai.
2.    Tahap Perencanaan
Persiapan sumber daya manusia. Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman dan komitmen pengelola program Promkes, bentuk kegiatannya yaitu :
1)   Pemantapan program PHBS bagi pengelola program Promkes (internal)
2)   Sosialisasi dan advokasi kepada para pengambil keputusan
3)   Pertemuan lintas program dan pertemuan lintas sektor
4)   Pelatihan PHBS
5)   Lokakarya PHBS
6)   Pertemuan koordinasi dengan memanfaatkan forum yang sudah berjalan baik resmi maupun tidak resmi.
Persiapan teknis dan administrative. Tujuannya untuk mengidentifikasi kebutuhan sarana baik jumlah, jenis maupun sumbernya serta dana yang, diperlukan.
Persiapan administrasi, dilakukan melalui :
1) Surat menyurat, membuat surat undangan, dll.
2) Penyediaan ATK, transportasi, AVA, dana, dll.
3) Pencatatan dan pelaporan.
4) Pemantauan.
3.    Tahap Penggerakan Pelaksanaan
Advokasi (Pendekatan pada para pengambil keputusan)
Ditingkat keluarga/rumah tangga, strategi ini ditujukan kepada para kepala keluarga/ bapak/suami, ibu, kakek, nenek. Tuiuannya agar para pengambil keputusan di tingkat keluarga/rumah tangga dapat meneladani dalam berperilaku sehat, memberikan dukungan, kemudahan, pengayoman dan bimbingan kepada anggota keluarga dan lingkungan disekitarnya.
Ditingkat petugas, strategi ini ditujukan kepada para pimpinan atau pengambil keputusan, seperti Kepala Puskesmas, pejabat di tingkat kabupaten/kota, yang secara fungsional maupun struktural pembina program kesehatan di wilayahnya.
Tujuannya adalah agar para pimpinan atau pengambil keputusan mengupayakan kebijakan, program atau peraturan yang berorientasi sehat, seperti adanya peraturan tertulis, dukungan dana, komitmen, termasuk memberikan keteladanan.
Langkah-langkah Advokasi
1)      Tentukan sasaran yang akan diadvokasi, baik sasaran primer, sekunder atau tersier
2)      Siapkan informasi data kesehatan yang menyangkut PHBS di 5 tatanan.
3)      Tentukan kesepakatan dimana dan kapan dilakukan advokasi.
4)      Lakukan advokasi dengan cara yang menarik dengan menggunakan teknik dan metoda yang tepat.
5)      Simpulkan dan sepakati hasil advokasi.
6)      Buat ringkasan eksekutif dan sebarluaskan kepada sasaran.
Mengembangkan Dukungan Suasana di tingkat keluarga/RT, strategi ini ditujukan kepada para kepala keluarga/suami/bapak ibu, kakek, nenek, dan lain-lain.
Tujuannva adalah agar kelompok ini dapat mengembangkan atau menciptakan suasana yang mendukung dilaksahakannva PHBS di lingkungan keluarga. Caranya antara lain melalui anjuran untuk selalu datang ke Posyandu mengingatkan anggota keluarga untuk tidak merokok di dekat ibu hamil dan balita.
Di tingkat petugas, strategi ini ditujukan kepada kelompok sasaran sekunder, seperti petugas kesehatan, kader, lintas sektor, lintas program Lembaga Swadaya Masyarakat, yang peduli kesehatan, para pembuat op dan media masa. Tujuannya adalah agar kelompok ini dapat mengembangkan atau menciptakan suasana yang mendukung dilaksanakannya PHBS. Caranya antara lain melalui penyuluhan kelompok, lokakarya, seminar, studi banding, pelatihan, dsb.
Langkah-langkah Pengembangan Dukungan Suasana :
1)         Menganalisis dan mendesain metode dan teknik kegiatan dukungan suasana, seperti : demonstrasi, pelatihan, sosialisasi, orientasi.
2)      Mengupayakan dukungan pimpinan, program, sektor terkait pada tiap tatanan dalam bentuk adanya komitmen, dan dukungan sumber daya.
3)      Mengembangkan metoda dan teknik dan media yang telah diuji coba dan disempurnakan.
4)      Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan.
Gerakan Masyarakat
Di tingkat keluarga/RT, strategi ini ditujukan kepada anggota keluar seperti bapak, ibu yang mempunyai tanggung jawab sosial untuk lingkungannya dengan cara menjadi kader posyandu, aktif di LSM peduli kesehatan dll. Tujuannya agar kelompok sasaran meningkat pengetahuannya kesadaran maupun kemampuannya, sehingga dapat berperilaku sehat. Caranya dengan penyuluhan perorangan. kelompok, membuat gerak Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Ditingkat petugas strategi ini ditujukan kepada sasaran primer, meliputi pimpinan puskesmas. kepala dinas kesehatan, pemuka masyarakat. Tujuannya meningkatkan motivasi petugas untuk membantu masyarakat untuk menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan Caranya antara lain melalui penyuluhan kelompok, lokakarya, seminar, studi banding,  pelatihan, dll.
Langkah-langkah kegiatan gerakan masyarakat
1)      Peningkatan pengetahuan masyarakat melalui berbagai kegiatan pembinaan.
2)      Menganalisis dan mendisain metode dan teknik kegiatan pemberdaya seperti pelatihan, pengembangan media komunikasi untuk penyuluhan individu, kelompok dan massa, lomba, sarasehan dan lokakarya.
3)      Mengupayakan dukungan pimpinan, program, sektor terkait pada tiap tatanan dalam bentuk komitmen dan sumber daya.
4)      Mengembangkan metoda dan teknik serta media yang telah diujicoba dan disempurnakan.
5)      Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan bersama-sama dengan lintas program dan lintas sektor pada tatanan terkait.
6)      Menyusun laporan serta menyajikannya dalam bentuk tertulis (ringkasan, eksekutif).
Berdasarkan uraian tersebut, maka yang perlu dilakukan dalam penggerak; pelaksanaan adalah menerapkan AIC, yaitu :
A (Apreciation)    :   penghargaan kepada para pelaksana kegiatan.
I (Involvement)     :   keterlibatan para pelaksana dalam tugasnya.
C (Commitment)   :   kesepakatan para pelaksana untuk melaksanakan, tugasnya.
Hasil yang dicapai dalam tahap penggerakan pelaksanaan adalah adanya kegiatan yang dilaksanakan sesuai rencana, khususnya dalam :
1)      Penyuluhan perorangan, kelompok dan masyarakat
2)      Kegiatan pengembangan kemitraan dengan program dan sektor terkait serta
3)      dunia usaha.
4)      Kegiatan pendekatan kepada pimpinan/pengambil keputusan
5)      Kegiatan pembinaan, bimbingan dan supervisi.
6)      Mengembangkan daerah kajian atau daerah binaan.
7)      Melaksanakan pelatihan, baik untuk petugas kesehatan, lintas sektor, organisasi kemasyarakatan dan kelompok profesi.
8)      Mengembangkan pesan dan media spesifik.
9)     Melaksanakan uji coba media dll.





4.    Tahap Pemantauan dan Penilaian
Pemantauan
Untuk mengetahui program PHBS telah berjalan dan memberikan hasil atau dampak seperti yang diharapkan, maka perlu dilakukan pemantauan.
Waktu pemantauan dapat dilakukan secara berkala atau pada pertemuan bulanan, topik bahasannya adalah kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan dikaitkan dengan jadwal kegiatan yang telah disepakati bersama. Selanjutnya kendala-kendala yang muncul perlu dibahas dan dicari solusinya.
Cara pemantauan dapat dilaksanakan dengan melakukan kunjungan lapangan ke tiap tatanan atau dengan melihat buku kegiatan/laporan kegiatan intervensi penyuluhan PHBS.
Penilaian
Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sudah dirancang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penilaian dilaksanakan oleh pengelola PHBS lintas program dan lintas sektor. Penilaian PHBS meliputi masukan, proses dan keluaran kegiatan. Misalnya jumlah tenaga terlatih PHBS media yang telah dikembangkan, frekuensi dan cakupan penyuluhan.
Waktu penilaian dapat dilakukan pada setiap tahun atau setiap dua tahun Caranya dengan membandingkan data dasar PHBS dibandingkan dengan data PHBS hasil evaluasi selanjutnya menilai kecenderungan masing-masing indikator apakah mengalami peningkatan atau penurunan, mengkaji penyebab masalah dan melakukan pemecahannya, kemudian merencanakan intervensi berdasarkan data hasil evaluasi PHBS.
Cara melakukan penilaian melalui :
1)      Pengkajian ulang tentang PHBS
2)      Menganalisis data PHBS oleh kader/koordinator PHBS
3)      Melakukan analisis laporan rutin di Dinas Kesehatan kabupaten/kota (SP2TP)
4)      Observasi. wawancara mendalam. diskusi kelompok terarah kepada petugas, kader dan keluarga.
Hasil yang dicapai pada tahap pemantauan dan penilaian adalah :
1)      Pelaksanaan program PHBS sesuai rencana
2)      Adanya pembinaan untuk mencegah terjadinya penyimpangan
3)      Adanya upaya jalan keluar apabila terjadi kemacetan/hambatan
4)     Adanya peningkatan program PHBS






     

BAB.III.
PERMASALAHAN DAN SOLUSI

A.   Permasalahan
Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. PHBS merupakan salah satu pilar utama dalam Indonesia Sehat dan merupakan salah satu strategi untuk mengurangi beban negara dan masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan.
Kesadaran individu begitu penting untuk menjalankan perubahan kebersihan pada lingkungan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Namun mayoritas para masyarakat masih baru berantusias dalam signifikan yang berada di satu aspek saja.             Dan para warga setuju dengan harus adanya cara-cara yang dilakukan dalam memberikan  alternatif untuk lebih dapat meyadarkan masyarakat tentang nilai kebersihan.  


Berbagai alasan bahwa kebijakan yang telah di buat sudah menginterpretasi individu tentang adanya kesadaran , tetapi fakta yang ada kesadaran itu tidak di dapatkan oleh individu-individu maupun masyarakatnya dalam menjalankan kebersihan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kesadaran lah hal yang terpenting dalam perubahan karena tanpa kesadaran semuanya itu hanya omong kosong belaka . Hanya untuk membuat diri bersih dari prasangka bahwa individu di kota kita ini telah berkembang dan berfikir maju.  Sedangkan, kesadaran yang ada bisa membuat lingkungan kita terbebas dari kotoran seperti sampah , limbah , dan lain-lain yang sering membuat kekacauan pada pencemaran yang berbentuk pada kerugian .
Kesadaran begitu penting untuk ditumbuhkan tetapi bukan dengan  paksaan , pengubahan perilaku individu maupun masyarkat bisa menjadi jalan masuknya sebuah perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Dari dalam diri tidak dapat dielakkan masih banyaknya yang berfikir bahwa  kesadaran hanya sebercik tinta yang akhirnya mengotori dan mudah terbenam dengan perasaan yang begitu saja larut di masa sekarang. Dan tidak bisa disalahkan bahwa belum adanya kesadaran di lingkungan walau hanya hal mudah saja seperti membuang sampah pada tempatnya .




B.   Solusi
Untuk dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari kita mempunyai beberapa upaya. Kita harus bisa menjadikan perilaku tersebut sebagai suatu kebiasaan yang harus diterapkan.
Pengembangan ilmu pengetahuan, membuat segalanya dapat menjadi riset mengenai kebersihan yang ada dan sebaiknya pemerintah memberikan masukan dan kebijakan yang tegas dan tepat untuk membuat perubahan–perubahan.


DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.
Azwar , Syaifuddin, 2008. Metode Penelitian, Jogjakarta : Pustaka Pelajar
Budiarto, Eko, 2002. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta : EGC
Dariyo, Agoes, 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor Selatan : Galia Indonesia
Departemen Kesehatan RI, 2007. Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Dinas Kesehatan RI, 2001. Buku Saku Pelaksanaan PHBS Bagi Masyarakat Di Wilayah Kecamatan.
Hidayat, Alimul, A. 2007. Metode Penelitian kebidanan Teknis Analisis Data. Yogyakarta : Salemba Medika.
Notoadmodjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.
Notoadmodjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.
Notoadmodjo, 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka Cipta.
Notoadmodjo, 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku,, Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam, 2001. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika
Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Rumini & Sundari, 2004. Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta : Rineka Cipta
Ruchdiat, dkk. 2005. Hidup Sehat Dan Bahagia. Bandung : Ikhtiar Publishing
Setiadi. 2007. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Dikutip dari :
rindasaribatubara.wordpress.com/phbs-prilaku-hidup-...

2 komentar:

  1. Silver and gold mine - Tinian Arts
    SILVER AND mokume gane titanium GOLD mine. gold mine. GOLD COFFEE where can i buy titanium trim · GOLD edc titanium GOLD COFFEE · ford focus titanium GOLD FABET HOTEL HOTEL. SILVER AND GOLD FABET HOTEL GOLD · GOLD CHIAMIC CITY HOTEL · GOLD HOTEL WATER. GOLD POTTO HABANERO HOTEL. infiniti pro rainbow titanium flat iron

    BalasHapus